Adakah Surga dan Neraka dalam Ajaran Buddha?
Sebagian besar umat Buddha mengenal istilah 31 alam kehidupan yang tentunya sering diajarkan oleh para penceramah di beberapa kesempatan.
Guru Buddha tidak pernah menyampaikan secara gamblang atau langsung mengenai alam-alam ini. Namun, selama 45 tahun Sang Buddha membabarkan Dhamma, dan setelah dikumpulkan, terdapat 31 alam kehidupan yang telah disampaikan oleh beliau.
Hasil penyimpulan 31 alam ini diperoleh pada saat khotbah-khotbah Sang Buddha dikumpulkan ke dalam sebuah 3 buah “keranjang” yang disebut sebagai Tipiṭaka.
31 alam kelahiran ini meliputi alam nafsu (bahagia dan menderita), alam bentuk (brahma), dan alam tanpa bentuk (arupa brahma). Semua makhluk yang terlahir di alam-alam ini atas hasil perbuatan yang mereka lakukan di masa lampau.
Alam neraka adalah alam menderita dan terendah dari segala alam yang ada, sedangkan alam surga adalah alam bahagia yang melebihi alam manusia.
Alam neraka merupakan salah satu dari 4 alam menyedihkan selain alam binatang, setan, dan iblis dimana tak ditemukannya kebahagiaan akibat hasil perbuatan buruk. Sebaliknya, di alam surgawi, alam para dewa, hanya ada kesenangan dan tidak ada kesedihan dari hasil perbuatan baiknya.
Kedua alam ini tidaklah kekal dan makhluk yang terlahir di alam ini akan terlahir kembali di alam lainnya sesuai perbuatan yang telah diperbuat pula.
Dan, jika kita lihat bahwa alam surga atau alam dewa masih lebih “rendah” dibanding alam brahma, yang memiliki masa kehidupan jauh lebih lama dibandingkan para dewa.
Alam brahma ataupun arupa brahma dapat dicapai apabila telah mencapai Jhāna (kesadaran yang terkonsentrasi pada objek).
Sumber: dhammacitta.org
Salam bahagia selalu…
Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:
- Instagram: midway.buddhist
- Facebook: midway.buddhist
Penulis: Vincent Satya Surya, 2020.
