Brahma Baka: Pengetahuan

Midway Buddhist Indonesia
4 min readNov 24, 2021

--

Buddha is My Superhero: Bukti bahwa Sang Buddha adalah “Pahlawan” bagi Dewa dan Manusia berdasarkan Buddhajayamaṅgala Gāthā

Instagram: @midway.buddhist

Duggahā-diṭṭhi-bhujagena sudaṭṭha-hatthaṃ
Brahmaṃ visudhi-jutimiddhi-bakābhidhānaṃ
Ñāṇāgadena vidhinā jitavā munindo
Tantejasā bhavatu te jayamaṅgalāni

Bagaikan ular yang melilit lengan, demikian pandangan salah dimiliki oleh Brahma Baka yang sakti,
yang beranggap diri bersinar cerlang karena kesucian.
Raja para Bijaksanawan menaklukkannya dengan pengetahuan.
Dengan kekuatan ini semoga Anda mendapat berkah kejayaan.

Ketika Sang Buddha sedang bersemayam di Vihāara Jetavana, Beliau mengetahui bahwa Brahma Baka, mempunyai pandangan yang salah. Ia berpendapat bahwa Brahma-loka (Alam Brahma) adalah kekal, tetap untuk selama-lamanya, abadi, tidak berubah; selain di alam Brahma tidak ada penyelamatan atau pembebasan secara menyeluruh.

Di dalam kelahirannya yang terdahulu, Brahma Baka yang berlatih meditasi, terlahir kembali di Alam Vehapphala. Beliau berada di sana selama 500 kappa, lalu terlahir kembali di Alam Subhakiṇṇa.

Sesudah berada di sana selama 64 kappa, ia terlahir kembali di Alam Ābhassara, di sana ia berada selama 8 kappa. Di Alam Ābhassara inilah ia mempunyai pandangan salah. Ia lupa bahwa ia pindah dari Alam Brahma yang tertinggi dan terlahir di Alam Surga yang lebih rendah yaitu Alam Ābhassara.

Sang Buddha mengetahui pandangan yang salah ini. Beliau lalu menghilang dari Vihāra Jetavana dan muncul di Alam Brahma. Vasavatti Mara mengetahui maksud Sang Guru Agung ini; dan ia berniat untuk menghalangi, ia lalu pergi ke Alam Brahma yang sama.

Ketika Sang Buddha mulai berbicara dengan Brahma Baka, Mara menyela pembicaraan dengan mengatakan bahwa Dewa Brahma Baka amat bijaksana dan mempunyai kekuatan terhadap Dewa Brahma lainnya. Bahwa ialah yang menciptakan dunia ini, menciptakan Gunung Maha Meru (nama gunung tertinggi di dunia ini), dan menciptakan dunia-dunia lain; ia pula yang menentukan kasta atau tingkatan suatu mahluk; ia pula yang menciptakan bermacam-macam binatang.

Mara berkata kepada Sang Buddha:
“Tidak ada seorang petapapun sebelum Kamu yang berpikir bahwa dunia ini tidak abadi. Dan sesudah mempelajari bahwa segala sesuatu itu tidak abadi, mereka langsung masuk ke neraka. Ada beberapa Dewa Brahma yang menyangkal hal ini, mereka menyatakan bahwa segala sesuatu adalah abadi, maka mereka terlahir kembali di Alam Brahma. Karena itu, lebih baik Kamu mengajarkan hal yang sama, seperti yang para Dewa Brahma lakukan. Saya memberiMu nasihat ini, kalau Kamu mengajarkan doktrin yang sama, maka Kamu akan memperoleh hadiah yang sama pula; tetapi kalau Kamu menyangkalnya maka Kamu akan hancur.”

Tetapi Sang Buddha menjawab:
“Saya tahu siapa kamu ini. Kamu adalah Mara si Penggoda, janganlah kamu berpikir kamu dapat mengelabuiKu.”

Kemudian Brahma Baka berkata bahwa Alam Brahma selalu ada, dimana tidak ada kehancuran ataupun kematian. Tidak ada perpindahan dari satu alam ke alam lain; segala sesuatunya selalu kekal, tetap, abadi, mutlak dan tidak berubah; selain di Alam Brahma tidak ada keselamatan. Dan banyak Para Buddha sebelum Buddha Gotama, kemanakah mereka lenyap? Tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan mereka pergi kemana; dan akan lebih baik apabila Buddha Gotama merasa malu dengan doktrinNya, dan lebih baik menerima doktrin yang sama dengan para Dewa Brahma.

Tetapi Sang Buddha Gotama memperlihatkan kemampuanNya yang luar biasa kepada Dewa Brahma Baka, dengan menjelaskan tentang enam kelahiran Dewa Brahma Baka yang terdahulu, dimana Beliau sendiri menghilang tanpa diketahui berada di mana.
Sang Buddha lalu menjelaskan:
Dalam salah satu kelahirannya, Brahma Baka adalah seorang pertapa yang bertempat tinggal di tepi sungai. Pada waktu itu, ada 500 orang pedagang datang dengan membawa keretanya ke tempat yang sama pula, mereka amat sopan dan ramah. Tidak lama kemudian, sapi jantan pertama yang menarik kereta, pulang kembali ke rumah dan diikuti sapi-sapi jantan lainnya. Keesokan paginya, para pedagang itu tidak mempunyai minyak, makanan ataupun air minum, mereka amat kelaparan dan kehausan. Mereka amat lemas, hanya berbaring saja dengan berpikir mereka akan mati di sana. Tetapi pertapa yang melihat mereka dalam kesulitan membawakan air minum, sehingga para pedagang itu selamat dari kematian.

Pada lain waktu, beberapa pencuri sedang mencuri di suatu desa, mereka mengambil barang yang mereka sukai. Sang petapa yang mengetahui perbuatan para pencuri itu, lalu menciptakan suara-suara dari barang-barang yang mereka curi itu, dalam 5 tangga nada yang cukup keras, sehingga para pencuri itu terkejut dan membuang barang-barang yang mereka curi. Dengan ketakutan mereka melarikan diri, karena mengira raja datang.

Pada kesempatan lain, penduduk dari 2 desa yang bersisian di tepi sebuah sungai setuju pergi bersama-sama naik sebuah kapal untuk berdagang. Kepergian mereka diketahui oleh Nāga jahat yang berniat ingin menghancurkan mereka, tetapi petapa yang mengetahui niat jahat Nāga itu lalu menampakkan dirinya sebagai garuda raksasa. Garuda itu menakut-nakuti dan menyerang Nāga jahat itu, sehingga Nāga tersebut terbang ketakutan tanpa menyentuh para pedagang. Mereka selamat dari mara bahaya.

Karena tindakan-tindakannya yang penuh dengan cinta kasih kepada mahluk lain inilah, yang menyebabkan petapa itu terlahir kembali di Alam Brahma.

Sang Buddha menunjukkan kemampuanNya yang luar biasa sebagai seorang Buddha dalam membabarkan Dhamma, menjelaskan tentang Empat Kebeneran Ariya. Sehingga pada akhirnya pikiran dari seribu dewa di Alam Brahma terbebas dari kemelekatan dan pandangan keliru.

Dewa Brahma Baka mengakui bahwa apa yang Sang Buddha Gotama katakan adalah benar, dan mengakui pengetahuan Sang Guru Agung yang luar biasa, sehingga ia menyatakan diri berlindung kepada Sang Tiratana, demikian pula para Dewa Brahma lainnya. Sang Buddha lalu pulang kembali dari Alam Brahma ke Vihāra Jetavana.

Referensi: samaggi-phala.or.id

Salam bahagia selalu…

Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:

  • Instagram: midway.buddhist
  • Facebook: midway.buddhist
  • YouTube: Midway Buddhist
  • Spotify: Midway Podcast by @midway.buddhist
  • Anchor: Midway Podcast by @midway.buddhist

Kontributor: Vincent Satya Surya, 2021.

--

--

Midway Buddhist Indonesia
Midway Buddhist Indonesia

Written by Midway Buddhist Indonesia

Wadah diskusi dan belajar tentang ajaran Buddha serta cara menjalani kehidupan dengan lebih baik. Selalu berbagi Dhamma kepada semua. Salam bahagia selalu...

No responses yet