Dhamma Laksana Samudra
Perumpamaan Buddha
Seperti halnya samudra luas yang airnya naik pelan-pelan, turun juga pelan-pelan, melandai dengan perlahan, tidak tajam seperti tebing jurang; demikian pula di dalam Dhamma Vināya ada teori yang bertahap, praktik bertahap, kemajuan bertahap, tidak ada penembusan (pencapaian kesucian) tiba-tiba.
Seperti halnya samudra luas yang stabil dan tidak meluap keluar dari batas-batasnya; demikian pula ketika Aku (Buddha) menetapkan peraturan latihan pada siswa-Ku, mereka tidak akan melanggarnya bahkan demi kehidupan ini.
Seperti halnya samudra luas tidak menerima tubuh yang mati, mayat, melainkan dengan cepat akan membawanya ke pantai dan melemparkannya ke daratan; demikian pula Saṅgha tidak menerima di dalam jajarannya seseorang tidak bermoral, berwatak jelek, berperilaku tidak murni dan mencurigakan, licik dalam tindakan, bukan petapa sejati melainkan petapa yang berpura-pura sebagai petapa, tidak selibat tetapi berpura-pura selibat, busuk pada dasarnya, penuh nafsu, dan bertingkah laku rendah.
Seperti halnya sungai-sungai besar yang mengalir ke dalam samudra luas kehilangan nama dan asal aslinya dan kemudian dikenal samudra luas saja; demikian pula ketika para anggota empat kasta — bangsawan, brahmana, rakyat biasa dan kaum papa- meninggalkan kehidupan berumah dan masuk ke dalam kehidupan tanpa rumah di dalam Dhamma Vināya yang dinyatakan oleh Sang Tathāgata, mereka kehilangan nama dan keturunan lama mereka dan kemudian dikenal hanya sebagai petapa yang mengikuti putra Sākya.
Seperti halnya samudra luas yang tidak berkurang atau bertambah meskipun semua sungai mengalir ke dalamnya dan hujan tercurah dari langit ke dalamnya; demikian pula sekalipun banyak bhikkhu mencapai tujuan akhir Nibbāna, dalam elemen Nibbāna yang tiada lagi tersisa, tidak ada penambahan ataupun pengurangan di dalam elemen Nibbāna yang tiada lagi tersisa.
Seperti halnya samudra luas yang airnya hanya memiliki satu rasa, rasa garam (asin), demikian pula Dhamma Vināya hanya memiliki satu rasa, rasa kebebasan (vimutti raso).
Seperti halnya samudra luas ada banyak dan beraneka benda berharga seperti misalnya mutiara, permata dan lain-lain, demikian pula dalam Dhamma Vināya ada banyak sekali ajaran berharga di dalamnya, layaknya:
- Empat landasan kewaspadaan
- Empat usaha benar
- Empat landasan keberhasilan
- Lima kemampuan spiritual
- Lima kekuatan spiritual
- Tujuh faktor pencerahan
- Jalan Mulia Beruas Delapan.
Seperti halnya samudra luas yang menjadi tempat kediaman banyak makhluk besar; demikian pula Dhamma Vināya menjadi tempat kediaman orang-orang besar; sotāpanna, sakadagami, anāgāmi dan arahatta.
Sumber: Pahārada Sutta (Aṅguttara Nikāya, Atthakanipatapali)
Salam bahagia selalu…
Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:
- Instagram: midway.buddhist
- Facebook: midway.buddhist
- YouTube: Midway Buddhist
Kontributor: Vincent Satya Surya, 2020.