Manajemen Keuangan Buddhis
Dalam Sigālovāda Sutta, salah satu khotbah Buddha dalam Dīgha Nikāya (Sutta Piṭaka), dikatakan bahwa pemasukan perumah tangga seyogianya dibagi menjadi empat bagian.
25% digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
50% disimpan atau ditabung dan dapat digunakan sewaktu dibutuhkan.
25% untuk menambah modal usaha atau diinvestasikan.
Dan tentunya, kita masih bisa menggunakan bagian 50% untuk melakukan kebaikan-kebaikan seperti berdana kepada Saṅgha (persamuhan para bhikkhu), kepada orang-orang yang membutuhkan, dan berdana demi keberlangsungan Dhamma ajaran Guru Buddha.
Saat ini, mungkin tidak perlu dan tidak mungkin persentasenya serupa seperti ini, namun hal diatas menunjukkan betapa Sang Buddha menekankan pentingnya rasa-aman dalam hal keuangan bagi kita.
Dan yang patut diperhatikan, penghasilan yang diperoleh bukanlah berasal dari kejahatan dan penghidupan yang salah (berdagang manusia, senjata, daging, minuman keras, dan racun).
Selain itu, Buddha juga menasihati agar penghasilan kita juga bermanfaat bagi masyarakat lain, yaitu secara taat membayar pajak negara.
Dengan menerapkan sistem manajemen keuangan yang dianjurkan Buddha ini, seseorang bisa lebih baik dalam menjaga kekayaannya dan menggunakan kekayaannya dengan benar.
Salam bahagia selalu…
Sumber: Sigālovāda Sutta - Dīgha Nikāya, samaggi-phala.or.id, samanaputta.blogspot.com
Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:
- Instagram: midway.buddhist
- Facebook: midway.buddhist
Penulis: Vincent Satya Surya, 2020.