Mengapa Jubah Para Bhikkhu dan Bhikkhuni Memiliki Bentuk yang Beragam?
Di seluruh penjuru dunia, kita dapat melihat banyak sekali para bhikkhu dan bhikkhuni yang mengenakan jubah atau pakaian kebhikkhuan dengan variasi yang berbeda-beda. Ternyata hal ini dipengaruhi oleh letak geografis tiap negaranya.
Jika kita pergi ke India, kita melihat ada bhikkhu yang memakai jubah cokelat sederhana dengan yang digulung diseluruh badannya, dan jika kita pergi ke Tiongkok, terdapat para bhikkhuni yang memakai jubah lebar dan berbagai warna, lalu di Tibet pun berbeda.
Jubah telah mengalami adaptasi menyesuaikan dengan budaya, lokasi geografis dan cuaca setempat. Selain itu, adanya 3 aliran besar Buddhisme juga berperan dalam diversifikasi jubah para pabbajita ini.
3 aliran besar dalam agama Buddha antara lain: Mahāyāna (kendaraan besar), Theravāda (ajaran Sesepuh), dan Vajrayana atau Tantrayana (kendaraan yang tak dapat rusak). Ketiga aliran ini memiliki pendekatan pembelajaran yang beragam pula.
Berdasarkan artikel sebelumnya terkait “Mengapa Para Bhikkhu Harus Mengenakan Jubah dengan Membuka Bahu Kanannya?”, para bhikkhu di India menunjukkan sebelah bahu sebagai tanda rasa hormat.
Tidak demikian halnya di Tiongkok. Selain budaya Tiongkok yang menganggap lebih sopan menutup kedua bahu, juga karena cuacanya yang lebih dingin sehingga tidak cukup hanya mengenakan jubah seperti di India.
Sumber: shambhalaguardian.wordpress.com
Salam bahagia selalu…
Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:
- Instagram: midway.buddhist
- Facebook: midway.buddhist
Penulis: Vincent Satya Surya, 2020.