Soft Skill, Buddha Skill: BERADAPTASI
Kemampuan dan Keterampilan yang Patut Kita Contoh dari Guru Agung Sempurna Buddha.
Bukanlah makhluk atau spesies cerdas yang mampu bertahan hidup disaat genting, tetapi makhluk yang dapat beradatasi terhadap segala perubahan adalah ia yang akan bertahan. Inilah yang disampaikan oleh seorang naturalis, Charles Darwin.
Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk yang unggul diantara makhluk hidup lainnya, karena memiliki akal dan ide, mereka dapat menyesuaikan diri terhadap segala fenomena yang terjadi di lingkungannya. Hal ini berlaku juga dengan yang dialami olah Sang Buddha.
Saat memutuskan untuk keluar istana, Petapa Gotama mengembara menuju hutan. Beliau pun harus menyesuaikan diri-Nya dari kehidupan hingar-bingar istana, menjadi kehidupan hutan yang dingin dan menyeramkan.
Sejauh 150 km, dengan melewati tiga kerajaan, Pangeran Siddhattha akhirnya sampai di tepi sungai Anomā ditemani Channa kusir-Nya, dan Kanthaka (kuda).
Dengan tekad yang kuat, ia menanggal seluruh perhiasan yang Beliau kenakan sebagai pangeran. Lalu, semua itu Beliau serahkan kepada Channa, untuk dikembalikan ke istana.
Kemudian, ia juga memotong rambut-Nya dengan pedang, karena dirasa rambut ini tidaklah cocok bagi seorang petapa. Lalu, Beliau melempar potongan rambut tersebut ke udara.
Ajaibnya, rambut itu tidak jatuh menyentuh tanah, melainkan tetap mengambang di udara karena ditangkap oleh Dewa Sakka kemudian disimpan di Surga Tāvatiṃsa.
Sumber: Sammāsambuddha — Penerbit: Ehipassiko Foundation
Salam bahagia selalu…
Jika ingin berkontribusi dan berdiskusi terkait informasi Buddha Dhamma dapat menghubungi:
- Instagram: midway.buddhist
- Facebook: midway.buddhist
- YouTube: Midway Buddhist
Kontributor: Vincent Satya Surya, 2020.